SELAMAT DATANG SOBAT

Kamis, 21 Oktober 2010

30 Tongkang RI siap pasok batubara

Sebanyak 30 Kapal tongkang berbendera Indonesia siap memenuhi kebutuhan angkutan batu bara dalam mendukung pengoperasian tiga pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pulau Jawa. Kapal-kapal milik perusahaan dalam negeri itu berkapasitas angkut 8.000 ton per unit, sedangkan kebutuhan batu bara pada tiga pembangkit yang diperkirakan beroperasi awal tahun depan itu mencapai 5,92 juta ton.Wakil Ketua Dewan Pengurus Pusat Indonesian National Shipowners Association (INSA) L. Sudjatmiko mengakui armada nasional jenis tongkang telah disiapkan oleh sejumlah perusahaan pelayaran untuk mengisi kebutuhan angkutan batu bara di dalam negeri.
"Kapal-kapal tersebut sudah tersedia di perairan Indonesia, tidak ada nu salah. Berapa pun [kapal] yang diperlukan, pelayaran masih sanggup memenuhinya," katanya kepada Bisnis, kemarin.Berdasarkan dokumen yang diterima Bisnis, tercatat tiga pembangkit listrik baru di Pulau Jawa dijadwalkan beroperasi pada awal tahun depan. Ketiga pembangkit itu yakni PLTU 1 Banten (Suralaya- Banten) dengan kapasitas 1x600 megawatt (MW), PLTU 1 Jawa Barat (Indramayu-Jabar) berkapasitas 3x300 MW, dan PLTU 2 Jawa Timur (Paiton-Jatim) berkapasitas 1x600 MW.
PLTU 1 Banten memerlukan batu bara sebanyak 1,80 juta ton per tahun, sedangkan PLTU 1 Jawa Barat dan PLTU 2 Jawa Timur masing-masing membutuhkan 2,86 juta ton dan 1.26 juta ton per tahun.Sebelumnya, dua pembangkit yakni PLTU 2 Banten (Labuan Banten) dengan kapasitas 2x300 MW dan memerlukan batu bara sebanyak 1,90 juta ton per tahun, serta PLTU 1 Jawa Tengah (Rembang-Jateng) yang memerlukan batu bara 1,90 juta ton per tahun telah beroperasi.
Sudjatmiko menjelaskan sedikitnya 10 perusahaan pelayaran nasional telah menyatakan komitmen untuk mengangkut batu bara bagi kebutuhan tiga pembangkit baru itu, termasuk dua PLTU yang beroperasi beberapa waktu lalu.Perusahaan itu antara lain PT Lintas Gurita Lintas Samudra dan PT Majukarsa Perdana Jaya line. "Sekarang sekitar 10 perusahaan yang telah beroperasi mengisi kebutuhan batu bara pada lima pembangkit baru itu," katanya.
Cuaca buruk
Sudjatmiko mengungkapkan pengusaha pelayaran dan operator pembangkit listrik sudah beberapa kali melakukan pertemuan terkait dengan upaya pengamanan pasokan batu bara itu di tengah ancaman cuaca buruk agar pasokan ke tiga pembangkit baru itu mencukupi.Menurut dia, PLTU Indramayu membutuhkan pasokan batu bara sebanyak 80.000 ton pada bulan ini, 42.000 ton pada Februari, dan 120.000 ton pada Maret 2010.
Adapun, PLTU Paiton memerlukan 14.000 ton untuk alas sebelum diisi batu bara produksi dan selama 2010 pembangkit itu membutuhkan pasokan sebanyak 2,8 juta ton, sedangkan PLTU Suralaya butuh 10.000 ton batu bara untuk alas.Direktur Utama PT Rizkatama Line, Yusirwan, mengatakan cuaca buruk yang terjadi belakangan ini berdampak kepada penundaan keberangkatan sejumlah kapal angkutan balu bara dari Kalimantan yang akan mengisi kebutuhan sejumlah pembangkit di Jawa.
"Musim pancaroba menghambat kapal pengangkut batu bara yang akan sandar di sejumlah pelabuhan PLTU. Kondisi itu ber pengaruh langsung terhadap kegiatan bongkar muat," katanya, baru-baru ini.Dia menjelaskan cuaca buruk dan gelombang laut tinggi biasanya terjadi pada setiap akhir tahun hingga memasuki awal tahun berikutnya.
"Saat ini proses bongkar mual batu bara di sejumlah pembangkit mulai menghadapi hambatan karena cuaca buruk itu," tutur Yusirman.Menurut dia, pengusaha pelayaran mengkhawatirkan cuaca buruk kali ini lebih buruk daripada kondisi tahun lalu sehingga dapat menghambat pelayaran dalam memenuhi kebutuhan batu bara di dalam negeri.

Bisnis Indonesia--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar