SELAMAT DATANG SOBAT

Senin, 14 November 2011

PENANGANAN DEBU BATU BARA

Batubara adalah bahan bakar padat yang mengandung abu, oleh karena itu pemanfaatan batubara akan melibatkan biaya tinggi untuk alat yang diperlukan bagi penanganan (coal handling) dan pembakaran batubara. Itu semua bertujuan untuk mengeliminir debu dan abu. Penanganan batubara memerlukan pengamanan, karena ada beberapa masalah dalam penanganan batubara antara lain :

a. Batubara dapat terbakar sendiri
b. Batubara dapat menimbulkan ledakan
c. Batubara dapat menimbulkan pencemaran, kalau ada angin kencang debunya beterbangan kemana-mana
TERBAKAR SENDIRI

Batubara dapat terbakar sendiri setelah mengalami proses yang bertahap yaitu :

1. Tahap pertama : mula-mula batubara akan menyerap oksigen dari udara secara perlahan-lahan dan kemudian temperature batubara akan naik

2. Tahap kedua : sebagai akibat temperature naik kecepatan batubara menyerap oksigen dari udara bertambah dan temperature kemudian akan mencapai 100-1400C

3. Tahap ketiga : setelah mencapai temperature 1400C, uap dan CO2 akan terbentuk

4. Tahap keempat : sampai temperature 2300C, isolasi CO2 akan berlanjut

5. Tahap kelima : bila temperature telah berada diatas 3500C, ini berarti batubara telah mencapai titik sulutnya dan akan cepat terbakar
SEBAB-SEBAB TERBAKAR SENDIRI

Batubara merupakan bahan bakar organic dan apabila bersinggungan langsung dengan udara dalam keadaan temperature tinggi (misalnya musim kemarau yang berkepanjangan) akan terbakar sendiri.
Keadaan ini akan dipercepat oleh :

a. Rekasi eksothermal (uap dan oksigen diudara), hal ini yang paling sering terjadi
b. Bacteria
c. Aksi katalis dari benda-benda anorganik
Sedangkan kemungkinan terjadinya terbakar sendiri terutama antara lain :

a. Karbonisasi yang rendah (low carbonization)
b. Kadar belerangnya tinggi (>2%). Ambang batas kadar belerang sebaiknya 1,2% aja
PENANGGULANGAN BATUBARA YANG TERBAKAR SENDIRI
Bilamana batubara ditimbun ditempat penimbunan yang tertutup (indoor storage) maka harus dibuat peraturan agar gudang penyimpanan tersebut bersih dari endapan-endapan debu batubara, terutama yang ditemukan dipermukaan alat-alat. Dengan demikian maka perlu ada perawatan yang terus menerus dan konstan. Apabila tempat penimbunan ini terbuka (outdoor storage) maka sebaiknya dipilihkan tempat yang rata dan tidak lembab, hal ini untuk menghindari penyusupan kotoran-kotoran (impurities). Untuk batubara yang berzat terbang tinggi perlu dipergunakan siraman air (sprinkler). Penyimpanan batubara yang terlalu lama juga membahayakan, paling lama sebaiknya 1 bulan.
TINGGI ONGGOKAN

Tingginya onggokan tumpukan batubara memang sulit untuk ditentukan sebab masing-masing tempat penimbunan memiliki kondisi sendiri-sendiri antara lain iklim, kelembaban, penyinaran.
PENGECEKAN DINI TERHADAP GEJALA TERBAKAR

a. Pengecekan Temperatur
Untuk mengetahui temperature maksimum dari onggokan batubara dapat ditentukan 1-2m dibawah permukaan dari tumpukan. Caranya : buat lubang vertical dibantu dengan pipa berperforasi. Kegunaan pipa agar lubang tidak tertimbun batubara lagi sedang kegunaan perforasi agar temperature didalam lubang sama dengan temperature dalam onggokan.

b. Batubara dapat menimbulkan ledakan

Ledakan debu batubara disebabkan oleh :

1. Ukuran partikel debu : <20 mesh (=0,833 mm)
2. Terdapat hubungan antara zat terbang dan derajat peledakan


Volatile (%)
Volatile ratio=---------------------------------------
Volatile (%) + Fixed carbon (%)
Apabila volatile ratio >0,12 maka kemungkinan terjadinya ledakan debu batubara selalu ada. Bila komponen abu dalam debu batubara >70-80% maka tidak perlu takut bahaya ledakan. Kondisi untuk meledak akan terjadi bila partikel-partikel halus cukup waktu mengembangnya (floating time). Juga adanya gas-gas pembakar dalam udara dapat membantu terjadinya peledakan.

c. Cara penanggulangan ledakan

1. Gunakan gas inert (gas N2). Gas ini cukup mahal harganya, selain itu juga cepat menguap sehingga selalu harus diperiksa valve pressurenya. Tempatkan tabung gas N2 ini didalam tempat penyimpanan batubara gerus (pulverized coal bin), juga dibagian filter (B/F)

2. Dilakukan pembersihan secara periodic untuk menghindari pembentukan endapan debu batubara

3. Menghilangkan kemungkinan sumber tercapainya titik sulut batubara (ignition point) didalam instalasi

4. Perhatikan, dicari dan temukan sumber kebakaran sedini mungkin

5. Dalam hal timbunan batubara ditutupi dengan plastic usahakan agar konsentrasi O2 kurang dari 12%. Pada timbunan terbuka, penggunaan siraman air dengan menggunakan sprinkler system yang otomatis akan sangat membantu dalam usaha mencegah kebakaran batubara.
Caranya : control operator panel (CPO) di pipa ditaruh didalam timbunan batubara kemudian distel pada temperature tertentu. Apabila temperature timbunan batubara meningkat dan melebihi temperature yang distel di COP, maka sprinkler otomatis akan bekerja sendiri menyirami timbunan batubara tersebut.
Perawatan debu batubara

Lembaran plastic penutup timbunan batubara adalah yang terbaik, diusahakan tidak menggunakan plastic berwarna gelap. Timbunan dipadatkan dengan bulldozer untuk mengurangi hadirnya oksigen didalam sela-sela batubara. Pada timbunan batubara terbuka permukaan timbunan sebaiknya disemprot dengan cairan yang mengeraskan permukaan. Cairan ini adalah produk tambahan dari pengilang minyak.
(sumber: Batubara & Gambut, Ir. Sukandarrumidi, MSc. Ph.D)